Ramalan merapi menurut para normal asal belanda yang Juga merupakan Ahli Pengobatan komplementer, Bruder Yanuar Husada SSCC benar-benar terjadi, Sesuai ramalannya Merapi kembali meletus antara tanggal 4-5 November 2010.
Ia pun sebelumnya sempat mengingatkan agar warga waspada. Namun letusan Jumat (5/11/2010) dini hari memakan korban jiwa 55 orang dan masih terus bertambah. Bruder pun kembali buka mulut dan memberikan ramalannya.
"Letusan terdahsyat telah terjadi Kamis malam dan setelah ini feeling saya enam tahun ke depan kondisi relatif aman. Tidak ada gejolak alam yang dahsyat. Kalau saya tidak keliru mengingat, persisnya hingga 5 tahun 8 bulan ke depan cukup aman, namun setelah itu saya belum melihat dengan pasti apakah akan terjadi gempa atau seperti apa," tutur Bruder Yan usai menjalani praktek pengobatan di rumahnya,
Pemilik nama asli Jan Heuts yang sudah 45 tahun berkarya di Pulau Bangka ini pun memberi kesaksian bagaimana ketika Gunung Galunggung meletus 8 Januari 1983 lalu dan feeling-nya persis sama seperti yang dialami dengan kejadian Gunung Merapi ini.
"Saya pikir, kalau semua ini tidak benar resikonya saya malu, tapi saya merasa harus menyampaikan ini," tutur pria yang kini memasuki usia 72 tahun ini.
Seperti wawancara sebelumnya Bruder Yan, Selasa (2/11/2010), biarawan yang enggan disebut paranormal ini mengungkapkan feeling-nya merasa semburan terpanjang akan mencapai 20 kilometer.
"Semburan letusan mengarah ke empat penjuru, yakni ke Kali Lamat dan Senowo serta dua jalur lainnya mengarah ke sekitar dua kali tersebut. Daya jangkau semburan masing-masing 11 km, 13 km, 12 km dan 20 km untuk yang mengarah ke Kali Lamat dan perasaan saya di sana ada perumahan penduduk," tuturnya.
Berangkat dari kegelisahan dan keprihatinan jika tidak diantisipasi dari awal, maka akan memakan banyak korban, Senin (1/11) petang Bruder Yan menghubungi harian ini.
"Salam Malaikat. Jika besok kamu ada waktu, mampir ke tempat saya ya," demikian pesan Bruder Yan dari balik telepon genggamnya.
Dari dialog sesaat via telepon, Bruder Yan menyampaikan keinginannya untuk mengungkapkan bahaya merapi yang bakal datang antara tanggal 4-5 November, persisnya Kamis (4/11) malam.
"Saya tidak tahu harus bagaimana memberitahukannya, tapi kalau ribuan orang harus meninggal karena kejadian itu, saya merasa bersalah," ungkapnya dengan nada yang mengandung kekhawatiran.
Tahun 2007 lalu, tatkala wartawan harian ini bersama Pemimpin Redaksi membuat buku biografi Bruder Yan berjudul "Tugasku adalah Panggilanku", memang banyak kesaksian dari pasiennya bagaimana Tuhan berkarya lewat tangan biarawan yang sudah menjalani pengobatan komplementer sejak 28 tahun silam ini.
"Kami sekarang baru cari selamat. Bruder Yan memang utusan Tuhan. Nuwun," demikian sms dari Leonardus Agung Purwoko yang tinggal 25 km dari Merapi kepada harian ini tengah malam tadi.
Akankah ramalan merapi dari ahli pengobatan ini akan tepat lagi, dimana 6-8 tahun kedepan tidak akan terjadi lagi bencana merapi seperti saat ini, hanya waktu yang bisa menjawab,
Ia pun sebelumnya sempat mengingatkan agar warga waspada. Namun letusan Jumat (5/11/2010) dini hari memakan korban jiwa 55 orang dan masih terus bertambah. Bruder pun kembali buka mulut dan memberikan ramalannya.
"Letusan terdahsyat telah terjadi Kamis malam dan setelah ini feeling saya enam tahun ke depan kondisi relatif aman. Tidak ada gejolak alam yang dahsyat. Kalau saya tidak keliru mengingat, persisnya hingga 5 tahun 8 bulan ke depan cukup aman, namun setelah itu saya belum melihat dengan pasti apakah akan terjadi gempa atau seperti apa," tutur Bruder Yan usai menjalani praktek pengobatan di rumahnya,
Pemilik nama asli Jan Heuts yang sudah 45 tahun berkarya di Pulau Bangka ini pun memberi kesaksian bagaimana ketika Gunung Galunggung meletus 8 Januari 1983 lalu dan feeling-nya persis sama seperti yang dialami dengan kejadian Gunung Merapi ini.
"Saya pikir, kalau semua ini tidak benar resikonya saya malu, tapi saya merasa harus menyampaikan ini," tutur pria yang kini memasuki usia 72 tahun ini.
Seperti wawancara sebelumnya Bruder Yan, Selasa (2/11/2010), biarawan yang enggan disebut paranormal ini mengungkapkan feeling-nya merasa semburan terpanjang akan mencapai 20 kilometer.
"Semburan letusan mengarah ke empat penjuru, yakni ke Kali Lamat dan Senowo serta dua jalur lainnya mengarah ke sekitar dua kali tersebut. Daya jangkau semburan masing-masing 11 km, 13 km, 12 km dan 20 km untuk yang mengarah ke Kali Lamat dan perasaan saya di sana ada perumahan penduduk," tuturnya.
Berangkat dari kegelisahan dan keprihatinan jika tidak diantisipasi dari awal, maka akan memakan banyak korban, Senin (1/11) petang Bruder Yan menghubungi harian ini.
"Salam Malaikat. Jika besok kamu ada waktu, mampir ke tempat saya ya," demikian pesan Bruder Yan dari balik telepon genggamnya.
Dari dialog sesaat via telepon, Bruder Yan menyampaikan keinginannya untuk mengungkapkan bahaya merapi yang bakal datang antara tanggal 4-5 November, persisnya Kamis (4/11) malam.
"Saya tidak tahu harus bagaimana memberitahukannya, tapi kalau ribuan orang harus meninggal karena kejadian itu, saya merasa bersalah," ungkapnya dengan nada yang mengandung kekhawatiran.
Tahun 2007 lalu, tatkala wartawan harian ini bersama Pemimpin Redaksi membuat buku biografi Bruder Yan berjudul "Tugasku adalah Panggilanku", memang banyak kesaksian dari pasiennya bagaimana Tuhan berkarya lewat tangan biarawan yang sudah menjalani pengobatan komplementer sejak 28 tahun silam ini.
"Kami sekarang baru cari selamat. Bruder Yan memang utusan Tuhan. Nuwun," demikian sms dari Leonardus Agung Purwoko yang tinggal 25 km dari Merapi kepada harian ini tengah malam tadi.
Akankah ramalan merapi dari ahli pengobatan ini akan tepat lagi, dimana 6-8 tahun kedepan tidak akan terjadi lagi bencana merapi seperti saat ini, hanya waktu yang bisa menjawab,